Social Icons

Pages

Featured Posts

Senin, 18 Maret 2013

Azimuth, Bearing dan Trend

PENGERTIAN AZIMUTH, BEARING DAN TREND

1. Sudut(Azimuth)
     Azimuth adalah sudut antara sasaran terhadap kutub magnetik bumi (sudut kompas) sedangkan Back Azimuth adalah kebalikan dari Azimuth.
Menentukan arah azimuth dan cara menentukan lokasi
     Arah yang dimaksudkan disini adalah arah dari titik tempat berdiri ke tempat yang dibidik atau dituju. Titik tersebut dapat berupa puncak bukit, patok yang sengaja dipasang, dan lain-lain. Untuk mendapatkan hasil pembacaan yang baik, dianjurkan mengikuti tahapan sebagai berikut :
  1. Kompas dipegang dengan tangan kiri setinggi pinggang.
  2. Kompas dibuat horizontal (dengan bantuan “mata lembu”) dan dipertahankan demikian selama pengamatan.
  3. Cermin diatur, terbuka kurang lebih 1350 menghadap ke depan dan sighting arm dibuka horizontal dengan peep sight ditegakkan.
  4. Badan diputar sedemikian rupa sehingga titik atau benda yang dimaksud tampak pada cermin dan berimpit dengan ujung sighting arm dan garis tengah dan garis tengah pada cermin. Sangat penting diingat bahwa : bukan hanya tangan dengan kompas yang berputar tetapi seluruh badan.
  5. Baca jarum utara kompas, setelah jarum tidak bergerak. Hasil bacaan adalah arah yang dimaksud.
     Hasil pembacaan arah dapat dipakai untuk menentukan lokasi dimana pengamat berdiri, dengan dibantu peta topografi. Pembidikan dapat dilakukan ke beberapa obyek yang lokasinya diketahui dengan pasti di peta (biasanya tiga obyek) kemudian arah-arah tersebut ditarik pada peta dengan menggunakan busur derajat dan segitiga. Titik potong ketiganya, yang bila pembacaannya tepat, akan hanya berpotongan di satu titik. Titik tersebut adalah titik dimana pengamat berdiri (lihat juga Gambar I).

2.Arah penujaman (Trend)
     Arah penujaman (Trend) adalah jurus dari bidang vertikal yang melalui garis dan menunjukan arah penunjaman garis tersebut ( hanya menunjukkan suatu arah tertentu).
a.Pengukuran struktur garis yang mempunyai Trend.
     Adapun yang termasuk struktur garis ini adalah gores garis pada bidang sesar, arah arus pembentukan struktur sedimen dan garis sumbu lipatan.
b.Pengukuran Arah Trend.
1.Tempelkan alat Bantu (buku lapangan "Dipboard') pada posisi tegak dan sejajar dengan struktur garis yang akan diukur.
2.Tempelkan sisi "W' atau "E" kompas pada posisi kanan atau kiri alat Bantu dengan visir kompas ("Sighting Arm") mengarah kepenujaman struktur garis tersebut.
3.Levelkan/horisontalkan kompas (Nivo Mata Sapi, dalam keadaan horisontal), make harga yang ditunjuk oleh jarum utara, kompas adalah harga arah penunjamannya ("Trend").

3.Arah kelurusan (Bearing)
     Arah kelurusan (Bearing) adalah jurus dari bidang vertikal yang melalui garis tetapi tidak menunjukan arah penunjaman garis tersebut (menunjukkan arah – arah dimana, salah satu arahnaya merupakan sudut pelurusnya). 
a. Pengukuran Bearing.
1. Arah visir kompas sejajar dengan unsur-unsur kelurusan struktur garis yang akan diukurmisalnya sumbu memanjang fragmen breksi sesar.
2. Levelkan kompas (nivo mata sapi dalam keadaan horisontal), dan membuat harga yang ditunjuk oleh jarum utara kompas adalah harga arah "Bearing"-nya.


DAFTAR PUSTAKA
Sachrul Iswahyudi. Melihat Sesar Lembang dari gunung Batu. http://sachrul.blogspot.com/2010/05/melihat-sesar-lembang-dari-gunung-batu.html. Tanggal akses: 8 November 2010.
Henry Nainggolan. http://geophenry.blogspot.com. Tanggal akses: 8 November 2010.
Romi Fadly. Navigasi darat. 3 April 2010. http://blog.unila.ac.id/romi9eo/2010/04/03/navigasi-darat. Tanggal akses: 8 November 2010.
Gabro. Kompas geologi dan cara penggunaannya. http://geo-tek.blogspot.com/2009/05/kompas-geologi-dan-cara-penggunaannya.html. Tanggal akses: 8 November 2010.
Tommy. kompas geology. http://tommy-steven.blogspot.com/2010/05/kompas-geology.html. Tanggal akses: 8 November 2010.
pusat penelitian dan pengembangan geologi kelautan. 9 September 2009. http://www.mgi.esdm.go.id/content/bentuk-geomorfologi-dasar-laut-pada-tepian-lempeng-aktif-di-lepas-pantai-barat-sumatera-dan-. Jakarta. Tanggal akses: 8 November 2010.

Selasa, 19 Juni 2012

Peta Digital


Digital Map

 

Peta Dibedakan menjadi dua :
•    Peta dasar adalah peta yang menggambarkan detail detail alam dan buatan manusia dengan menggunakan suatu sistem koordinat dengan skala tertentu. Misalanya bangunan, jalan, sungai, jalan kereta api, garis kontur dll
•    Peta Tematik adalah peta yang menggambarkan suatu kebutuhan tertentu dari suatu organisasi atau perusahaan misalnya jaringan pipa, lokasi pelanggan, lokasi Valve, Tee dll.
Peta Berdasarkan Isinya
•    Peta Hidrografi memuat informasi tentang kedalaman dan keadaan dasar laut serta informasi lainya yang diperlukan untuk navigasi pelayaran
•    Peta Geologi memuat informasi tentang keadaaan geologis suatu daerah, bahan bahan pembentuk tanah dll. Peta geologi umumnya juga menyajikan unsur peta topografi
•    Peta Kadaster memuat informasi tentang kepemilikan tanah beserta batas, luas dll
•    Peta Irigasi memuat informasi tentang jaringan irigasi disuatu wilayah
•    Peta Jalan memuat informasi tentang jejaring jalan pada suatu wilayah
•    Peta Kota memuat informasi tentang jejaring irigasi transportasi, drainase, sarana kota dll
•    Peta relief memuat informasi tentang bentuk permukaan tanah dan kondisinya
•    Peta Teknis memuat informasi umum tentang keadaan permukaan bumi yang mencakup kawasan tidak luas. Peta ini dibuat untuk pekerjaan perencanaan teknis skala 1:10 000 atau lebih besar
•    Peta Topografi memuat informasi umum tentang keadaan permukaan bumi beserta ketinggiannya menggunakan garis kontur. Peta topografi juga disebut peta dasar
•    Peta Geografi memuat informasi tentang ikhtisar peta, dibuat berwarna dengan skala kecil dari 1:100 000
Peta Berdasarkan Skalanya
•    Peta skala besar : skala peta 1 : 10 000 atau lebih besar
•    Peta skala sedang : skala peta 1 : 10 000 – 1 : 100 000
•    Peta skala kecil : skala peta lebih kecil dari 1 : 100 000
Peta tanpa skala kurang atau bahkan tidak berguna. Skala peta menunjukan ketelitian dan kelengkapan informasi yang tersaji dalam peta. Peta skala besar lebih teliti dan lebih lengkap dibandingkan peta skala kecil. Skala peta bias dinyatakan dengan persamaan (engineer’s scale), perbandingan atau skala numeris (numeris or fractional scale) atau skala fraksi dan grafis (graphical scale)
Standar Peta
Supaya peta mudah dibaca dan dipahami, maka aneka ragam informasi peta pada skala tertentu harus disajikan dengan cara cara tertentu, yaitu:
Simbol digunkan untuk membedakan bebbagai obyek, misalnya jalan, sungai rel dan lain lain, daftar kumpulan simnol pada suatu peta disebut legenda
Warna digunakan untuk membedakan atau merincikan lebih jauh dari symbol suatu obyek, misalnya laut yang lebih dalam diberi warna lebih gelap, berbagai kelas jalan diberi warna yang berbeda beda
Peta atau Spatial dimodelkan pada GIS
•    GIS data : mempunyai salah satu refrensi baik itu explicit maupun implicit
•    Geographic information systems bekerja dengan dua tipe data geographic yaitu vector dan raster
Photobucket
Vector Data Model
Vector features (Geographic objects with vectoe geometry) adalah suatu type data geographic yang multi guna dan sering dipakai sebagai representasi feature dengan mempunyai ciri ciri tersendiri seperti jalan, sungai, Negara, kavling dll
Dalam bentuk vector, feature secara spatial direpresentasikan sebagai titik, garis, polygon atau anotasi yang diorganisasi dalam feature class. Tiga Dimensi features dapat juga disajikan dengan menggunakan multipatch geometries.
Photobucket
Layer dalam Spatial Data
GIS menyimpan informasi tentang real world sebagai koleksi dari layer layer
PhotobucketPhotobucket
Format dalam Spatial Data
ArcGIS mempunyai kemapuan mengakses data GIS dalam berbagai macam format dan menggunakan multiple database dan file base dataset secara concurrent
PhotobucketPhotobucket
Attribute Data
Sebagai tambahan penyajian geographic, GIS datasets meliputi traditional tabular attribute yang menggambarkan geographic objects. Banyak tables dapat dilinkan dengan mengunakan sederetan common fiel atau key. Table dan relationships play a key role dalam GIS data models.
Photobucket

Bagaimana Data Spatial Diperoleh

Photobucket
Methode Survey Terestis
Ada dua cara mendapatkan pengambilan data survey, dilihat dari teknologinya, yaitu:
•    Metode Konvensional, menggunakan Peralatan konvensional dan data-data hasil ukuran ditulis diatas kertas dan dihitung setelah itu digambar diatas kertas untuk selanjutnya didigitasi. Peralatan yang digunkan biasanya Wild T-0, Wild  T-2 dan lainya.
•    Metode Digital, mengunakan peralatan peralatan yang serba automatik, data yang didapat bias langsung di download menjadi bentuk digital.

Peralatan Survey Terestis

Photobucket
Methode Pengukuran Kerangka Dasar
Titik Triangulasi
Pengadaan kerangka dasar horizontal di Indonesia dimulai di pulau jawa oleh belanda pada tahun 1862. Titik titik kerangka dasar horizontal buatan belanda ini dikenal sebagai titik triangulasi. Hingga tahun 1936, pengadaan titik triangulasi oleh belanda ini mencakup pulau jawa dengan datum genuk, pantai Barat Sumatra dengan Datum padang, Sumatar Selatan dengan Datum Gunung Dempo, Pantai Timur Sumatra dengan Datum Serati, Kepualuan Sunda Kecil dengan Datum Gunung Limpuh, Sulawesi dengan Datum Moncong Lowe, Kepulauan Riau dan Lingga dengan Datum Gunung Limpuh dan Kalimantan Tenggara dengan datum Gunung Segara.
Jaringan Kerangka Geodesi Nasional (JKGN)
•    Dimulai oleh Bakosurtanal tahun 1974
•    Penetapan Datum Padang sebagai Datum Indonesia 1974 atau sering disebut DI’74
•    Jaring Kontrol Geodesi (horizontal) Nasional yang mencakup seluruh wilayah Indonesia, berkesinambungan secara geometris, satu datum homogin dalam ketelitian.
•    Pengadaan JKG(H)N ini mengunakan teknologi Global Positioning System (GPS), dan datum yang digunakan mengacu pada sistem ellipsoid refrensi WGS 84
•    Ketelitian relative jarak basis antar titik titik JKG(H)N Orde 0 (nol) mencapai fraksi 1×10-7 hingga 1×10-8 ppm, dengan simpangan baku dalam fraksi sentimeter, JKG(H)N Orde 0 meliputi 60 titik/station.
•    Jejaring JKG(H)N Orde 0 diperapat dengan cara serupa dan disebut JKG(H)N Orde 1 yang ditempatkan di setiap kabupaten dan mudah pencapaianya. Ketelitian relative jarak basis antar titik titik JKG(H)N Orde 1 mencapai fraksi 2×10-6 hingga 1×10-7 ppm, dengan simpangan baku < 10 cm.

JKGN Orde 2 dan Orde 3 (BPN)

•    Badan Pertanahan Nasional (BPN) mulai tahun 1996 menetapkan DGN-95 sebagai datum rujukan pengukuran dan pemetaan di lingkungan BPN dengan perwujudanya berupa pengadaan Jaring Kontrol Geodesi Nasional Orde 2, Orde 3, dan Orde 4.
•    Kerapatan titik titik JKGN Orde 2 kurang lebih bekisar antara 2 sampai dengan 10 km, dan 1 sampai 2 km untuk Orde 3, kedua kelas JKGN BPN ini diukur dengan mengunakan teknik GPS, diikatkan dan diperiksa hasil ukuranya ke ke titik titik JKGN Bakosurtanal Orde 0 dan 1. Posisi horizontal (X,Y) JKGN BPN dalam bidang datar dinyatakan dalam sistem proyeksi peta TM-3, yaitu sistem proyeksi tranverse mercator dengan lembar zone 3º. Khusus untuk JKGN BPN Orde 4 dengan kerapatan hingga mencapai 150 m, pengukuranya dilakukan menggunakan cara polygon yang terikat dan terperiksa pada JKGN BPN Orde 3 serta hitungan perataannya.
Methode Fotogrametri
Photobucket
Fotogrametri

Photobucket

Metode Remote Sensing
Photobucket
Untuk Aplikasi Utilliti
Photobucket
Hasil Mapping dengan Citra Satelit

Photobucket

Contoh Citra
Photobucket
Mosaicing
Menggabungkan data citra dari beberapa kelompok dan melakukan tonal balancing (penyeimbang warna dan tampilan)
Photobucket
Proses Rektifikasi
Melakukan pengikatan posisi citra dengan koordinat acuan
Sebelum
Photobucket
Sesudah
Photobucket
Konversi Data
Photobucket

Kualitas Data Spatial Peta untuk Poligon

•    Tidak boleh overlap satu layer untuk tipe polygon
•    Tidak boleh mempunyai gap antar polygon berimpit
•    Tidak boleh ada polygon yang bertumpuk
•    Untuk polygon yang berada class harus tercover
•    Harus mengcover dengan feature lain yang berbeda tipe.
Kualitas Data Spatial Peta untuk Line
•    Tidak boleh overlap satu layer untuk tipe line
•    Tidak boleh membentuk intersect dari feature class yang sama
•    Tidak boleh ada dangles
•    Tidak boleh ada psudonode
•    Tidak boleh mempunyai intersect dan ruang untuk bertemu titik
•    Tidak boleh overlap antar dua line, misalnya jalan dengan rel kereta
•    Feature Line Class satu harus berimpit feature line class yang lain
Kualitas Data Spatial Peta untuk Point
•    Titik harus masuk dalam satu boundery dari polygon
•    Titik harus masuk dalam polygon
•    Titik harus ada dalam endpoint
•    Point harus ada dalam feature line class lain



dikutip dari : http://zulabrar.wordpress.com

Penerapan Teknologi Inderaja Di Bidang Pemetaan

Pemanfaatan foto udara/citra hasil penginderaan untuk kegiatan pemetaan merupakan kegiatan yang umum dilakukan pada saat sekarang. Kegiatan pemetaan menggunakan foto udara lebih mudah dilakukan daripada pemetaan secara manual. Beberapa keunggulan pemetaan menggunakan teknologi inderaja antara lain :
  • Hasil inderaja dapat digunakan untuk memetakan daerah yang sangat luas dengan cepat, pemetaan manual biasanya hanya digunakan untuk memetakan daerah yang sangat sempit.
  • Berbiaya lebih murah.
  • Dapat memetakan bermacam-macam peta tematik sekaligus
  • Proses pembuatan lebih cepat
Salah satu contoh pemanfaatan teknologi inderaja untuk kegiatan di bidang pemetaan misalnya untuk pemetaan daerah rawan genangan air di wilayah Jakarta. Untuk membuat peta ini diperlukan lebih dahulu foto udara wilayah Jakarta untuk di interpretasi lebih lanjut.


Foto Udara Wilayah Jakarta
Foto Udara Wilayah Jakarta

Tahapan dalam pemetaan menggunakan hasil inderaja ini dengan membuat pola dengan menggunakan data inderaja yang di awali dengan penggabungan foto udara dalam bentuk mozaik guna membatasi wilayah yang akan dipetakan.
Dari foto udara wilayah Jakarta misalnya di interpretasi pada tempat-tempat yang :
  • Memiliki ketinggian lebih rendah/sama dari permukaan air laut.
  • Berbentuk cekungan/basin.
  • Terletak di bantaran/pinggiran sungai.
  • Permukiman padat
  • Tidak memiliki lahan terbuka.
  • Tidak memiliki daerah resapan air
Wilayah yang diinterpretasi tersebut kemudian dideliniasi untuk membedakan dengan wilayah yang tidak rawan tergenang. Hasil deliniasi kemudian dapat dibuat dan diproses lebih lanjut menjadi peta daerah rawan genangan air.
Peta Daerah Rawan Genangan Air
Peta Daerah Rawan Genangan Air





 dikutip dari : http://andimanwno.wordpress.com

Sabtu, 25 Februari 2012

Penginderaan Jauh


Penginderaan jauh



 











                             Gambar dari Death Valley yang dihasilkan oleh polarimetri

Polarimetri adalah pengukuran dan interpretasi polarisasi gelombang transversal, gelombang terutama elektromagnetik, seperti gelombang radio atau cahaya. Biasanya polarimetri dilakukan pada gelombang elektromagnetik yang bepergian melalui atau telah tercermin, dibiaskan, atau difraksi oleh beberapa materi untuk mengkarakterisasi obyek itu. [1] [2]
Polarimeter adalah instrumen ilmiah dasar yang digunakan untuk membuat pengukuran ini, meskipun istilah ini jarang digunakan untuk menggambarkan suatu proses polarimetri dilakukan oleh komputer, seperti dilakukan dalam aperture radar polarimetrik sintetis.
Polarimetri film tipis dan permukaan umumnya dikenal sebagai ellipsometry.
Polarimetri dapat digunakan untuk mengukur sifat optik berbagai material, termasuk birefringence linier, melingkar birefringence (juga dikenal sebagai rotasi optik atau dispersi rotary optik), linier dichroism, dichroism melingkar dan hamburan. [3]
Untuk mengukur berbagai properti, ada banyak desain dari polarimeter. Ada yang kuno dan beberapa sedang digunakan saat ini. The polarimeter paling sensitif didasarkan pada interferometer, sementara polarimeter konvensional lebih didasarkan pada pengaturan filter polarisasi, piring gelombang atau perangkat lain.
Polarimetri juga dapat dimasukkan dalam analisis komputasi gelombang. Misalnya, radar sering mempertimbangkan polarisasi gelombang di pos-pengolahan untuk meningkatkan karakterisasi target. Dalam hal ini, polarimetri dapat digunakan untuk memperkirakan tekstur halus material, membantu menyelesaikan orientasi struktur kecil dalam target, dan, ketika antena sirkuler-terpolarisasi digunakan, menyelesaikan jumlah bouncing dari sinyal yang diterima (kiralitas dari alternatif gelombang polarisasi sirkuler dengan refleksi masing-masing).

Penginderaan jauh (atau disingkat inderaja) adalah pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak secara fisik melakukan kontak dengan objek tersebut atau pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat dari jarak jauh, (misalnya dari pesawat, pesawat luar angkasa, satelit, kapal atau alat lain. Contoh dari penginderaan jauh antara lain satelit pengamatan bumi, satelit cuaca, memonitor janin dengan ultrasonik dan wahana luar angkasa yang memantau planet dari orbit. Inderaja berasal dari bahasa Inggris remote sensing, bahasa Perancis télédétection, bahasa Jerman fernerkundung, bahasa Portugis sensoriamento remota,bahasa Spanyol percepcion remote dan bahasa Rusia distangtionaya. Di masa modern, istilah penginderaan jauh mengacu kepada teknik yang melibatkan instrumen di pesawat atau pesawat luar angkasa dan dibedakan dengan penginderaan lainnya seperti penginderaan medis ataufotogrametri. Walaupun semua hal yang berhubungan dengan astronomi sebenarnya adalah penerapan dari penginderaan jauh (faktanya merupakan penginderaan jauh yang intensif), istilah "penginderaan jauh" umumnya lebih kepada yang berhubungan dengan teresterial dan pengamatan cuaca.

Penginderaan Jauh Menurut Para Ahli

§  Menurut Lillesand dan Kiefer (1979)
Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, daerah, atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, daerah, atau gejala yang dikaji.
§  Menurut Colwell (1984)
Penginderaaan Jauh yaitu suatu pengukuran atau perolehan data pada objek di permukaan bumi dari satelit atau instrumen lain di atas atau jauh dari objek yang diindera.
§  Menurut Curran (1985)
Penginderaan Jauh yaitu penggunaan sensor radiasi elektromagnetik untuk merekam gambar lingkungan bumi yang dapat diinterpretasikan sehingga menghasilkan informasi yang berguna.
§  Menurut American Society of Photogrammetry (1983)
Penginderaan jauh merupakan pengukuran atau perolehan informasi dari beberapa sifat objek atau fenomena, dengan menggunakan alat perekam yang secara fisik tidak terjadi kontak langsung dengan objek atau fenomena yang dikaji.
§  Menurut Avery (1985)
Penginderaan jauh merupakan upaya untuk memperoleh, menunjukkan (mengidentifikasi) dan menganalisis objek dengan sensor pada posisi pengamatan daerah kajian.
§  Menurut Lindgren (1985)
Penginderaan jauh yaitu berbagai teknik yang dikembangkan untuk perolehan dan analisis informasi tentang bumi.

 

Komponen-Komponen Penginderaan Jauh




Gambar
Komponen Penginderaan Jauh

Sumber Tenaga

Sumber tenaga dalam proses inderaja terdiri atas :
§  Sistem pasif adalah sistem yang menggunakan sinar matahari
§  Sistem aktif adalah sistem yang menggunakan tenaga buatan seperti gelombang mikro
Jumlah tenaga yang diterima oleh obyek di setiap tempat berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
1.     Waktu penyinaran
Jumlah energi yang diterima oleh objek pada saat matahari tegak lurus (siang hari) lebih besar daripada saat posisi miring (sore hari). Makin banyak energi yang diterima objek, makin cerah warna obyek tersebut.
1.     Bentuk permukaan bumi
Permukaan bumi yang bertopografi halus dan memiliki warna cerah pada permukaannya lebih banyak memantulkan sinar matahari dibandingkan permukaan yang bertopografi kasar dan berwarna gelap. Sehingga daerah bertopografi halus dan cerah terlihat lebih terang dan jelas.
1.     Keadaan cuaca
Kondisi cuaca pada saat pemotretan mempengaruhi kemampuan sumber tenaga dalam memancarkan dan memantulkan. Misalnya kondisi udara yang berkabut menyebabkan hasil inderaja menjadi tidak begitu jelas atau bahkan tidak terlihat.

Atmosfer

Lapisan udara yang terdiri atas berbagai jenis gas, seperti O2, CO2, nitrogen, hidrogen dan helium. Molekul-molekul gas yang terdapat di dalam atmosfer tersebut dapat menyerap, memantulkan dan melewatkan radiasi elektromagnetik.
Di dalam inderaja terdapat istilah Jendela Atmosfer, yaitu bagian spektrum elektromagnetik yang dapat mencapai bumi. Keadaan di atmosfer dapat menjadi penghalang pancaran sumber tenaga yang mencapai ke permukaan bumi. Kondisi cuaca yang berawan menyebabkan sumber tenaga tidak dapat mencapai permukaan bumi.
Interaksi antara tenaga elektromagnetik dan atmosfer

 

Interaksi antara tenaga dan objek

Interaksi antara tenaga dan obyek dapat dilihat dari rona yang dihasilkan oleh foto udara. Tiap-tiap obyek memiliki karakterisitik yang berbeda dalam memantulkan atau memancarkan tenaga ke sensor.
§  Objek yang mempunyai daya pantul tinggi akan terilhat cerah pada citra, sedangkan obyek yang daya pantulnya rendah akan terlihat gelap pada citra. Contoh: Permukaan puncak gunung yang tertutup oleh salju mempunyai daya pantul tinggi yang terlihat lebih cerah, daripada permukaan puncak gunung yang tertutup oleh lahar dingin.

 

Sensor dan Wahana

§  Sensor
Merupakan alat pemantau yang dipasang pada wahana, baik pesawat maupun satelit. Sensor dapat dibedakan menjadi dua :
1.     Sensor fotografik, merekam obyek melalui proses kimiawi. Sensor ini menghasilkan foto. Sensor yang dipasang pada pesawat menghasilkan citra foto (foto udara), sensor yang dipasang pada satelit menghasilkan citra satelit (foto satelit)
2.     Sensor elektronik, bekerja secara elektrik dalam bentuk sinyal. Sinyal elektrik ini direkam dalam pada pita magnetik yang kemudian dapat diproses menjadi data visual atau data digital dengan menggunakan komputer. Kemudian lebih dikenal dengan sebutan citra.

§  Wahana
Adalah kendaraan/media yang digunakan untuk membawa sensor guna mendapatkan inderaja. Berdasarkan ketinggian persedaran dan tempat pemantauannya di angkasa, wahana dapat dibedakan menjadi tiga kelompok:
1.     Pesawat terbang rendah sampai menengah yang ketinggian peredarannya antara 1.000 – 9.000 meter di atas permukaan bumi
2.     Pesawat terbang tinggi, yaitu pesawat yang ketinggian peredarannya lebih dari 18.000 meter di atas permukaan bumi
3.     Satelit, wahana yang peredarannya antara 400 km – 900 km diluar atmosfer bumi.

 

Perolehan Data

Data yang diperoleh dari inderaja ada 2 jenis :
§  Data manual, didapatkan melalui kegiatan interpretasi citra. Guna melakukan interpretasi citra secara manual diperlukan alat bantu bernama stereoskop. Stereoskop dapat digunakan untuk melihat objek dalam bentuk tiga dimensi.
§  Data numerik (digital), diperoleh melalui penggunaan software khusus penginderaan jauh yang diterapkan pada komputer.

 

Pengguna Data

Pengguna data merupakan komponen akhir yang penting dalam sistem inderaja, yaitu orang atau lembaga yang memanfaatkan hasil inderaja. Jika tidak ada pengguna, maka data inderaja tidak ada manfaatnya. Salah satu lembaga yang menggunakan data inderaja misalnya adalah:
§  Bidang militer
§  Bidang kependudukan
§  Bidang pemetaan
§  Bidang meteorologi dan klimatologi

 

Teknik pengumpulan data

Data dapat dikumpulkan dengan berbagai macam peralatan tergantung kepada objek atau fenomena yang sedang diamati. Umumnya teknik-teknik penginderaan jauh memanfaatkan radiasi elektromagnetik yang dipancarkan atau dipantulkan oleh objek yang diamati dalam frekuensi tertentu seperti inframerah, cahaya tampak, gelombang mikro, dsb. Hal ini memungkinkan karena faktanya objek yang diamati (tumbuhan, rumah, permukaan air, udara dll) memancarkan atau memantulkan radiasi dalam panjang gelombang dan intensitas yang berbeda-beda. Metode penginderaan jauh lainnya antara lain yaitu melalui gelombang suara, gravitasi atau medan magnet.

 

Keunggulan, Keterbatasan dan Kelemahan Penginderaan Jauh

Keunggulan Inderaja

Menurut Sutanto (1994:18-23), penggunaan penginderaan jauh baik diukur dari jumlah bidang penggunaannya maupun dari frekuensi penggunaannya pada tiap bidang mengalami pengingkatan dengan pesat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
§  Citra menggambarkan obyek, daerah, dan gejala di permukaan bumi dengan; wujud dan letak obyek yang mirip ujud dan letak di permukaan bumi, relatif lengkap, meliputi daerah yang luas, serta bersifat permanen.
§  Dari jenis citra tertentu dapat ditimbulkan gambaran tiga dimensional apabila pengamatannya dilakukan dengan alat yang disebut stereoskop.
§  Karaktersitik obyek yang tidak tampak dapat diwujudkan dalam bentukcitra sehingga dimungkinkan pengenalan obyeknya.
§  Citra dapat dibuat secara cepat meskipun untuk daerah yang sulit dijelajahi secara terestrial.
§  Merupakan satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana.
§  Citra sering dibuat dengan periode ulang yang pendek.

Keterbatasan Inderaja

Berupa ketersediaan citra SLAR yang belum sebanyak ketersediaan citra lainnya. Dari citra yang ada juga belum banyak diketahui serta dimanfaatkan (Lillesand dan Kiefer, 1979). Di samping itu jugaharganya yang relative mahal dari pengadaan citra lainnya (Curran, 1985).

Kelemahan Inderaja

Walaupun mempunyai banyak kelebihan, penginderaan jauh juga memiliki kelemahan antara lain sebagai berikut
§  Orang yang menggunakan harus memiliki keahlian khusus;
§  Peralatan yang digunakan mahal;
§  Sulit untuk memperoleh citra foto ataupun citra nonfoto.

 

Manfaat Penginderaan Jauh

Bidang Kelautan (Seasat, MOS)

§  Pengamatan sifat fisis air laut.
§  Pengamatan pasang surut air laut dan gelombang laut.
§  Pemetaan perubahan pantai, abrasi, sedimentasi, dan lain-lain.

 

Bidang hidrologi (Landsat, SPOT)

§  Pemanfaatan daerah aliran sungai (DAS) dan konservasi sungai.
§  Pemetaan sungai dan studi sedimentasi sungai.
§  Pemanfaatan luas daerah dan intensitas banjir.

 

Bidang geologi

§  Menentukan struktur geologi dan macamnya.
§  Pemantauan daerah bencana (gempa, kebakaran) dan pemantauan debu vulkanik.
§  Pemantauan distribusi sumber daya alam.
§  Pemantauan pencemaran laut dan lapisan minyak di laut.
§  Pemanfaatan di bidang pertahanan dan militer.
§  Pemantauan permukaan, di samping pemotretan dengan pesawat terbang dan aplikasisistem informasi geografi (SIG).

Bidang meteorologi dan klimatologi

§  Membantu analisis cuaca dengan menentukan daerah tekanan rendah dan daerah bertekanan tinggi, daerah hujan, dan badai siklon.
§  Mengetahui sistem atau pola angin permukaan.
§  Permodelan meteorologi dan data klimatologi.
§  Untuk pengamatan iklim suatu daerah melalui pengamatan tingkat kewarnaan dan kandungan air di udara.

Bidang oseanografi

§  Pengamatan sifat fisis air seperti suhu, warna, kadar garam dan arus laut.
§  Pengamatan pasang srut dengan gelombang laut (tinggi, frekuensi, arah).
§  Mencari distribusi suhu permukaan.
§  Studi perubahan pasir pantai akibat erosi dan sedimentasi


Penginderaan Jauh
30 Maret 2008 — La An
Sabins (1996) dalam Kerle, et al. (2004) menjelaskan bahwa penginderaan jauh adalah ilmu untuk memperoleh, mengolah dan menginterpretasi citra yang telah direkam yang berasal dari interaksi antara gelombang elektromagnetik dengan sutau objek. Sedangkan menurut Lillesand and Kiefer (1993), Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah atau fenomena yang dikaji.
Data penginderaan jauh diperoleh dari suatu satelit, pesawat udara balon udara atau wahana lainnya. Data-data tersebut berasal rekaman sensor yang memiliki karakteristik berbeda-beda pada masing-masing tingkat ketinggian yang akhirnya menentukan perbedaan dari data penginderaan jauh yang di hasilkan (Richards and Jia, 2006).Pengumpulan data penginderaan jauh dapat dilakukan dalam berbagai bentuk sesuai dengan tenaga yang digunakan. Tenaga yang digunakan dapat berupa variasi distribusi daya, distribusi gelombang bunyi atau distribusi energi elektromagnetik (Purwadhi, 2001).
                 

Skema Umum Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh sangat tergantung dari energi gelombang elektromagnetik. Gelomabng elektromagnetik dapat berasal dari banyak hal, akan tetapi gelombang elektromagnetik yang terpenting pada penginderaan jauh adalah sinar matahari. Banyak sensor menggunakan energi pantulan sinar matahari sebagai sumber gelombang elektromagnetik, akan tetapi ada beberapa sensor penginderaan jauh yang menggunakan energi yang dipancarkan oleh bumi dan yang dipancarkan oleh sensor itu sendiri. Sensor yang memanfaatkan energi dari pantulan cahaya matahari atau energi bumi dinamakan sensor pasif, sedangkan yang memanfaatkan energi dari sensor itu sendiri dinamakan sensor aktif (Kerle, et al., 2004)
                                                

Ukuran energi yang dipantulkan dan dipancarkan oleh sensor penginderaan jauh (Karle, el al., 2004)
Analisa data penginderaan jauh memerlukan data rujukan seperti peta tematik, data statistik dan data lapangan. Hasil nalisa yang diperoleh berupa informasi mengenai bentang lahan, jenis penutup lahan, kondisi lokasi dan kondisi sumberdaya lokasi. Informasi tersebut bagi para pengguna dapat dimanfaatkan untuk membantu dalam proses pengambilan keputusan dalam mengembangkan daerah tersebut. Keseluruhan proses pmulai dari pengambilan data, analisis data hingga penggunaan data tersebut disebut Sistem Penginderaan Jauh (Purwadhi, 2001)