Penginderaan jauh
Gambar dari Death
Valley yang dihasilkan
oleh polarimetri
Polarimetri adalah pengukuran dan interpretasi polarisasi gelombang transversal,
gelombang terutama elektromagnetik,
seperti gelombang radio atau cahaya.
Biasanya polarimetri dilakukan pada gelombang elektromagnetik yang
bepergian melalui atau telah tercermin, dibiaskan,
atau difraksi oleh beberapa materi
untuk mengkarakterisasi obyek itu.
[1] [2]
Polarimeter adalah instrumen ilmiah dasar yang digunakan untuk membuat pengukuran ini, meskipun istilah ini jarang digunakan untuk menggambarkan suatu proses polarimetri dilakukan oleh komputer, seperti dilakukan dalam aperture radar polarimetrik sintetis.
Polarimetri film tipis dan permukaan umumnya dikenal sebagai ellipsometry.
Polarimetri dapat digunakan untuk mengukur sifat optik berbagai material, termasuk birefringence linier, melingkar birefringence (juga dikenal sebagai rotasi optik atau dispersi rotary optik), linier dichroism, dichroism melingkar dan hamburan. [3]
Untuk mengukur berbagai properti, ada banyak desain dari polarimeter. Ada yang kuno dan beberapa sedang digunakan saat ini. The polarimeter paling sensitif didasarkan pada interferometer, sementara polarimeter konvensional lebih didasarkan pada pengaturan filter polarisasi, piring gelombang atau perangkat lain.
Polarimetri juga dapat dimasukkan dalam analisis komputasi gelombang. Misalnya, radar sering mempertimbangkan polarisasi gelombang di pos-pengolahan untuk meningkatkan karakterisasi target. Dalam hal ini, polarimetri dapat digunakan untuk memperkirakan tekstur halus material, membantu menyelesaikan orientasi struktur kecil dalam target, dan, ketika antena sirkuler-terpolarisasi digunakan, menyelesaikan jumlah bouncing dari sinyal yang diterima (kiralitas dari alternatif gelombang polarisasi sirkuler dengan refleksi masing-masing).
Polarimeter adalah instrumen ilmiah dasar yang digunakan untuk membuat pengukuran ini, meskipun istilah ini jarang digunakan untuk menggambarkan suatu proses polarimetri dilakukan oleh komputer, seperti dilakukan dalam aperture radar polarimetrik sintetis.
Polarimetri film tipis dan permukaan umumnya dikenal sebagai ellipsometry.
Polarimetri dapat digunakan untuk mengukur sifat optik berbagai material, termasuk birefringence linier, melingkar birefringence (juga dikenal sebagai rotasi optik atau dispersi rotary optik), linier dichroism, dichroism melingkar dan hamburan. [3]
Untuk mengukur berbagai properti, ada banyak desain dari polarimeter. Ada yang kuno dan beberapa sedang digunakan saat ini. The polarimeter paling sensitif didasarkan pada interferometer, sementara polarimeter konvensional lebih didasarkan pada pengaturan filter polarisasi, piring gelombang atau perangkat lain.
Polarimetri juga dapat dimasukkan dalam analisis komputasi gelombang. Misalnya, radar sering mempertimbangkan polarisasi gelombang di pos-pengolahan untuk meningkatkan karakterisasi target. Dalam hal ini, polarimetri dapat digunakan untuk memperkirakan tekstur halus material, membantu menyelesaikan orientasi struktur kecil dalam target, dan, ketika antena sirkuler-terpolarisasi digunakan, menyelesaikan jumlah bouncing dari sinyal yang diterima (kiralitas dari alternatif gelombang polarisasi sirkuler dengan refleksi masing-masing).
Penginderaan jauh (atau disingkat inderaja) adalah pengukuran
atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak
secara fisik melakukan kontak dengan objek tersebut atau pengukuran atau
akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat dari jarak jauh,
(misalnya dari pesawat, pesawat luar
angkasa, satelit, kapal atau
alat lain. Contoh dari penginderaan jauh antara lain satelit pengamatan bumi, satelit cuaca,
memonitor janin dengan ultrasonik dan wahana luar angkasa yang memantau planet dari orbit. Inderaja berasal dari bahasa Inggris remote sensing, bahasa Perancis télédétection, bahasa Jerman fernerkundung, bahasa Portugis sensoriamento remota,bahasa Spanyol percepcion remote dan bahasa Rusia distangtionaya.
Di masa modern, istilah penginderaan jauh mengacu kepada teknik yang melibatkan
instrumen di pesawat atau pesawat luar angkasa dan dibedakan dengan
penginderaan lainnya seperti penginderaan medis ataufotogrametri.
Walaupun semua hal yang berhubungan dengan astronomi sebenarnya
adalah penerapan dari penginderaan jauh (faktanya merupakan penginderaan jauh
yang intensif), istilah "penginderaan jauh" umumnya lebih kepada yang
berhubungan dengan teresterial dan pengamatan cuaca.
Penginderaan Jauh Menurut Para Ahli
§ Menurut
Lillesand dan Kiefer (1979)
Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni
untuk memperoleh informasi tentang obyek, daerah, atau gejala dengan jalan
menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung
terhadap obyek, daerah, atau gejala yang dikaji.
§ Menurut Colwell
(1984)
Penginderaaan Jauh yaitu suatu
pengukuran atau perolehan data pada objek di permukaan bumi dari satelit atau
instrumen lain di atas atau jauh dari objek yang diindera.
§ Menurut Curran (1985)
Penginderaan Jauh yaitu penggunaan
sensor radiasi elektromagnetik untuk merekam gambar lingkungan bumi yang dapat
diinterpretasikan sehingga menghasilkan informasi yang berguna.
§ Menurut American Society of Photogrammetry (1983)
Penginderaan jauh merupakan pengukuran
atau perolehan informasi dari beberapa sifat objek atau fenomena, dengan
menggunakan alat perekam yang secara fisik tidak terjadi kontak langsung dengan
objek atau fenomena yang dikaji.
§ Menurut Avery (1985)
Penginderaan jauh merupakan upaya
untuk memperoleh, menunjukkan (mengidentifikasi) dan menganalisis objek dengan
sensor pada posisi pengamatan daerah kajian.
§ Menurut Lindgren
(1985)
Penginderaan jauh yaitu berbagai
teknik yang dikembangkan untuk perolehan dan analisis informasi tentang bumi.
Komponen-Komponen Penginderaan Jauh
Gambar
Komponen
Penginderaan Jauh
Sumber Tenaga
Sumber tenaga dalam proses inderaja
terdiri atas :
§ Sistem pasif
adalah sistem yang menggunakan sinar matahari
§ Sistem aktif
adalah sistem yang menggunakan tenaga buatan seperti gelombang mikro
Jumlah tenaga yang diterima oleh obyek
di setiap tempat berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain :
1.
Waktu
penyinaran
Jumlah energi yang diterima oleh objek
pada saat matahari tegak lurus (siang hari) lebih besar daripada saat posisi
miring (sore hari). Makin banyak energi yang diterima objek, makin cerah warna
obyek tersebut.
1.
Bentuk
permukaan bumi
Permukaan bumi yang bertopografi halus
dan memiliki warna cerah pada permukaannya lebih banyak memantulkan sinar
matahari dibandingkan permukaan yang bertopografi kasar dan berwarna gelap.
Sehingga daerah bertopografi halus dan cerah terlihat lebih terang dan jelas.
1.
Keadaan
cuaca
Kondisi cuaca pada saat pemotretan
mempengaruhi kemampuan sumber tenaga dalam memancarkan dan memantulkan.
Misalnya kondisi udara yang berkabut menyebabkan hasil inderaja menjadi tidak
begitu jelas atau bahkan tidak terlihat.
Atmosfer
Lapisan udara yang terdiri atas
berbagai jenis gas, seperti O2, CO2, nitrogen, hidrogen dan helium.
Molekul-molekul gas yang terdapat di dalam atmosfer tersebut dapat menyerap,
memantulkan dan melewatkan radiasi elektromagnetik.
Di dalam inderaja terdapat istilah Jendela
Atmosfer, yaitu bagian spektrum elektromagnetik yang dapat mencapai
bumi. Keadaan di atmosfer dapat menjadi penghalang pancaran sumber tenaga yang
mencapai ke permukaan bumi. Kondisi cuaca yang berawan menyebabkan sumber
tenaga tidak dapat mencapai permukaan bumi.
Interaksi
antara tenaga elektromagnetik dan atmosfer
Interaksi antara tenaga dan objek
Interaksi antara tenaga dan obyek
dapat dilihat dari rona yang dihasilkan oleh foto udara. Tiap-tiap obyek
memiliki karakterisitik yang berbeda dalam memantulkan atau memancarkan tenaga
ke sensor.
§ Objek yang
mempunyai daya pantul tinggi akan terilhat cerah pada citra, sedangkan obyek
yang daya pantulnya rendah akan terlihat gelap pada citra. Contoh: Permukaan
puncak gunung yang tertutup oleh salju mempunyai daya pantul tinggi yang terlihat
lebih cerah, daripada permukaan puncak gunung yang tertutup oleh lahar dingin.
Sensor dan Wahana
§ Sensor
Merupakan alat pemantau yang dipasang
pada wahana, baik pesawat maupun satelit. Sensor dapat dibedakan menjadi
dua :
1.
Sensor
fotografik, merekam obyek melalui proses kimiawi. Sensor ini menghasilkan foto.
Sensor yang dipasang pada pesawat menghasilkan citra foto (foto udara), sensor
yang dipasang pada satelit menghasilkan citra satelit (foto satelit)
2.
Sensor
elektronik, bekerja secara elektrik dalam bentuk sinyal. Sinyal elektrik ini
direkam dalam pada pita magnetik yang kemudian dapat diproses menjadi data
visual atau data digital dengan menggunakan komputer. Kemudian lebih dikenal
dengan sebutan citra.
§ Wahana
Adalah kendaraan/media yang digunakan
untuk membawa sensor guna mendapatkan inderaja. Berdasarkan ketinggian
persedaran dan tempat pemantauannya di angkasa, wahana dapat dibedakan menjadi
tiga kelompok:
1.
Pesawat
terbang rendah sampai menengah yang ketinggian peredarannya antara 1.000 –
9.000 meter di atas permukaan bumi
2.
Pesawat
terbang tinggi, yaitu pesawat yang ketinggian peredarannya lebih dari 18.000
meter di atas permukaan bumi
3.
Satelit,
wahana yang peredarannya antara 400 km – 900 km diluar atmosfer bumi.
Perolehan Data
Data yang diperoleh dari inderaja ada
2 jenis :
§ Data manual,
didapatkan melalui kegiatan interpretasi citra. Guna melakukan interpretasi
citra secara manual diperlukan alat bantu bernama stereoskop. Stereoskop dapat
digunakan untuk melihat objek dalam bentuk tiga
dimensi.
§ Data numerik
(digital), diperoleh melalui penggunaan software khusus penginderaan jauh yang
diterapkan pada komputer.
Pengguna Data
Pengguna data merupakan komponen akhir
yang penting dalam sistem inderaja, yaitu orang atau lembaga yang memanfaatkan
hasil inderaja. Jika tidak ada pengguna, maka data inderaja tidak ada
manfaatnya. Salah satu lembaga yang menggunakan data inderaja misalnya adalah:
§ Bidang militer
§ Bidang
kependudukan
§ Bidang pemetaan
§ Bidang
meteorologi dan klimatologi
Teknik pengumpulan data
Data dapat dikumpulkan dengan berbagai
macam peralatan tergantung kepada objek atau fenomena yang sedang diamati.
Umumnya teknik-teknik penginderaan jauh memanfaatkan radiasi elektromagnetik yang dipancarkan atau
dipantulkan oleh objek yang diamati dalam frekuensi tertentu seperti inframerah,
cahaya tampak, gelombang
mikro, dsb. Hal ini memungkinkan karena faktanya objek yang diamati
(tumbuhan, rumah, permukaan air, udara dll) memancarkan atau memantulkan
radiasi dalam panjang
gelombang dan
intensitas yang berbeda-beda. Metode penginderaan jauh lainnya antara lain
yaitu melalui gelombang
suara, gravitasi atau medan
magnet.
Keunggulan, Keterbatasan dan Kelemahan Penginderaan Jauh
Keunggulan Inderaja
Menurut Sutanto (1994:18-23), penggunaan
penginderaan jauh baik diukur dari jumlah bidang penggunaannya maupun dari
frekuensi penggunaannya pada tiap bidang mengalami pengingkatan dengan pesat.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
§ Citra
menggambarkan obyek, daerah, dan gejala di permukaan bumi dengan; wujud dan
letak obyek yang mirip ujud dan letak di permukaan bumi, relatif lengkap,
meliputi daerah yang luas, serta bersifat permanen.
§ Dari jenis citra
tertentu dapat ditimbulkan gambaran tiga dimensional apabila pengamatannya
dilakukan dengan alat yang disebut stereoskop.
§ Karaktersitik
obyek yang tidak tampak dapat diwujudkan dalam bentukcitra sehingga
dimungkinkan pengenalan obyeknya.
§ Citra dapat
dibuat secara cepat meskipun untuk daerah yang sulit dijelajahi secara
terestrial.
§ Merupakan
satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana.
§ Citra sering
dibuat dengan periode ulang yang pendek.
Keterbatasan Inderaja
Berupa ketersediaan citra SLAR yang
belum sebanyak ketersediaan citra lainnya. Dari citra yang ada juga belum
banyak diketahui serta dimanfaatkan (Lillesand dan Kiefer, 1979). Di samping itu
jugaharganya yang relative mahal dari pengadaan citra lainnya (Curran, 1985).
Kelemahan Inderaja
Walaupun mempunyai banyak kelebihan,
penginderaan jauh juga memiliki kelemahan antara lain sebagai berikut
§ Orang yang
menggunakan harus memiliki keahlian khusus;
§ Peralatan yang
digunakan mahal;
§ Sulit untuk
memperoleh citra foto ataupun citra nonfoto.
Manfaat Penginderaan Jauh
Bidang Kelautan (Seasat, MOS)
§ Pengamatan sifat
fisis air laut.
§ Pengamatan
pasang surut air laut dan gelombang laut.
§ Pemetaan
perubahan pantai, abrasi, sedimentasi, dan lain-lain.
Bidang hidrologi (Landsat, SPOT)
§ Pemanfaatan
daerah aliran sungai (DAS) dan konservasi sungai.
§ Pemetaan sungai
dan studi sedimentasi sungai.
§ Pemanfaatan luas
daerah dan intensitas banjir.
Bidang geologi
§ Menentukan
struktur geologi dan macamnya.
§ Pemantauan
daerah bencana (gempa, kebakaran) dan pemantauan debu vulkanik.
§ Pemantauan
distribusi sumber daya alam.
§ Pemantauan
pencemaran laut dan lapisan minyak di laut.
§ Pemanfaatan di
bidang pertahanan dan militer.
§ Pemantauan
permukaan, di samping pemotretan dengan pesawat terbang dan aplikasisistem
informasi geografi (SIG).
Bidang meteorologi dan klimatologi
§ Membantu
analisis cuaca dengan menentukan daerah tekanan rendah dan daerah bertekanan
tinggi, daerah hujan, dan badai siklon.
§ Mengetahui
sistem atau pola angin permukaan.
§ Permodelan
meteorologi dan data klimatologi.
§ Untuk pengamatan
iklim suatu daerah melalui pengamatan tingkat kewarnaan dan kandungan air di
udara.
Bidang oseanografi
§ Pengamatan sifat
fisis air seperti suhu, warna, kadar garam dan arus laut.
§ Pengamatan
pasang srut dengan gelombang laut (tinggi, frekuensi, arah).
§ Mencari
distribusi suhu permukaan.
§ Studi perubahan
pasir pantai akibat erosi dan sedimentasi
Penginderaan Jauh
30 Maret
2008 — La An
Sabins
(1996) dalam Kerle, et al. (2004) menjelaskan bahwa penginderaan jauh adalah
ilmu untuk memperoleh, mengolah dan menginterpretasi citra yang telah direkam
yang berasal dari interaksi antara gelombang elektromagnetik dengan sutau
objek. Sedangkan menurut Lillesand and Kiefer (1993), Penginderaan jauh adalah
ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah atau
fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak
langsung dengan objek, daerah atau fenomena yang dikaji.
Data
penginderaan jauh diperoleh dari suatu satelit, pesawat udara balon udara atau
wahana lainnya. Data-data tersebut berasal rekaman sensor yang memiliki
karakteristik berbeda-beda pada masing-masing tingkat ketinggian yang akhirnya
menentukan perbedaan dari data penginderaan jauh yang di hasilkan (Richards and Jia,
2006).Pengumpulan data penginderaan jauh
dapat dilakukan dalam berbagai bentuk sesuai dengan tenaga yang digunakan.
Tenaga yang digunakan dapat berupa variasi distribusi daya, distribusi
gelombang bunyi atau distribusi energi elektromagnetik (Purwadhi, 2001).
Skema Umum
Penginderaan Jauh
Penginderaan
jauh sangat tergantung dari energi gelombang elektromagnetik. Gelomabng
elektromagnetik dapat berasal dari banyak hal, akan tetapi gelombang
elektromagnetik yang terpenting pada penginderaan jauh adalah sinar matahari.
Banyak sensor menggunakan energi pantulan sinar matahari sebagai sumber
gelombang elektromagnetik, akan tetapi ada beberapa sensor penginderaan jauh
yang menggunakan energi yang dipancarkan oleh bumi dan yang dipancarkan oleh
sensor itu sendiri. Sensor yang memanfaatkan energi dari pantulan cahaya
matahari atau energi bumi dinamakan sensor pasif, sedangkan yang memanfaatkan
energi dari sensor itu sendiri dinamakan sensor aktif (Kerle, et al.,
2004)
Ukuran
energi yang dipantulkan dan dipancarkan oleh sensor penginderaan jauh (Karle,
el al., 2004)
Analisa data
penginderaan jauh memerlukan data rujukan seperti peta tematik, data statistik
dan data lapangan. Hasil nalisa yang diperoleh berupa informasi mengenai
bentang lahan, jenis penutup lahan, kondisi lokasi dan kondisi sumberdaya
lokasi. Informasi tersebut bagi para pengguna dapat dimanfaatkan untuk membantu
dalam proses pengambilan keputusan dalam mengembangkan daerah tersebut.
Keseluruhan proses pmulai dari pengambilan data, analisis data hingga
penggunaan data tersebut disebut Sistem Penginderaan Jauh (Purwadhi, 2001)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar