Digital Map
Peta Dibedakan menjadi dua :
• Peta dasar adalah peta yang menggambarkan detail detail alam dan buatan manusia dengan menggunakan suatu sistem koordinat dengan skala tertentu. Misalanya bangunan, jalan, sungai, jalan kereta api, garis kontur dll
• Peta Tematik adalah peta yang menggambarkan suatu kebutuhan tertentu dari suatu organisasi atau perusahaan misalnya jaringan pipa, lokasi pelanggan, lokasi Valve, Tee dll.
Peta Berdasarkan Isinya
• Peta Hidrografi memuat informasi tentang kedalaman dan keadaan dasar laut serta informasi lainya yang diperlukan untuk navigasi pelayaran
• Peta Geologi memuat informasi tentang keadaaan geologis suatu daerah, bahan bahan pembentuk tanah dll. Peta geologi umumnya juga menyajikan unsur peta topografi
• Peta Kadaster memuat informasi tentang kepemilikan tanah beserta batas, luas dll
• Peta Irigasi memuat informasi tentang jaringan irigasi disuatu wilayah
• Peta Jalan memuat informasi tentang jejaring jalan pada suatu wilayah
• Peta Kota memuat informasi tentang jejaring irigasi transportasi, drainase, sarana kota dll
• Peta relief memuat informasi tentang bentuk permukaan tanah dan kondisinya
• Peta Teknis memuat informasi umum tentang keadaan permukaan bumi yang mencakup kawasan tidak luas. Peta ini dibuat untuk pekerjaan perencanaan teknis skala 1:10 000 atau lebih besar
• Peta Topografi memuat informasi umum tentang keadaan permukaan bumi beserta ketinggiannya menggunakan garis kontur. Peta topografi juga disebut peta dasar
• Peta Geografi memuat informasi tentang ikhtisar peta, dibuat berwarna dengan skala kecil dari 1:100 000
Peta Berdasarkan Skalanya
• Peta skala besar : skala peta 1 : 10 000 atau lebih besar
• Peta skala sedang : skala peta 1 : 10 000 – 1 : 100 000
• Peta skala kecil : skala peta lebih kecil dari 1 : 100 000
Peta tanpa skala kurang atau bahkan tidak berguna. Skala peta menunjukan ketelitian dan kelengkapan informasi yang tersaji dalam peta. Peta skala besar lebih teliti dan lebih lengkap dibandingkan peta skala kecil. Skala peta bias dinyatakan dengan persamaan (engineer’s scale), perbandingan atau skala numeris (numeris or fractional scale) atau skala fraksi dan grafis (graphical scale)
Standar Peta
Supaya peta mudah dibaca dan dipahami, maka aneka ragam informasi peta pada skala tertentu harus disajikan dengan cara cara tertentu, yaitu:
Simbol digunkan untuk membedakan bebbagai obyek, misalnya jalan, sungai rel dan lain lain, daftar kumpulan simnol pada suatu peta disebut legenda
Warna digunakan untuk membedakan atau merincikan lebih jauh dari symbol suatu obyek, misalnya laut yang lebih dalam diberi warna lebih gelap, berbagai kelas jalan diberi warna yang berbeda beda
Peta atau Spatial dimodelkan pada GIS
• GIS data : mempunyai salah satu refrensi baik itu explicit maupun implicit
• Geographic information systems bekerja dengan dua tipe data geographic yaitu vector dan raster
Vector Data Model
Vector features (Geographic objects with vectoe geometry) adalah suatu type data geographic yang multi guna dan sering dipakai sebagai representasi feature dengan mempunyai ciri ciri tersendiri seperti jalan, sungai, Negara, kavling dll
Dalam bentuk vector, feature secara spatial direpresentasikan sebagai titik, garis, polygon atau anotasi yang diorganisasi dalam feature class. Tiga Dimensi features dapat juga disajikan dengan menggunakan multipatch geometries.
Layer dalam Spatial Data
GIS menyimpan informasi tentang real world sebagai koleksi dari layer layer
Format dalam Spatial Data
ArcGIS mempunyai kemapuan mengakses data GIS dalam berbagai macam format dan menggunakan multiple database dan file base dataset secara concurrent
Attribute Data
Sebagai tambahan penyajian geographic, GIS datasets meliputi traditional tabular attribute yang menggambarkan geographic objects. Banyak tables dapat dilinkan dengan mengunakan sederetan common fiel atau key. Table dan relationships play a key role dalam GIS data models.
Bagaimana Data Spatial Diperoleh
Methode Survey Terestis
Ada dua cara mendapatkan pengambilan data survey, dilihat dari teknologinya, yaitu:
• Metode Konvensional, menggunakan Peralatan konvensional dan data-data hasil ukuran ditulis diatas kertas dan dihitung setelah itu digambar diatas kertas untuk selanjutnya didigitasi. Peralatan yang digunkan biasanya Wild T-0, Wild T-2 dan lainya.
• Metode Digital, mengunakan peralatan peralatan yang serba automatik, data yang didapat bias langsung di download menjadi bentuk digital.
Peralatan Survey Terestis
Methode Pengukuran Kerangka Dasar
Titik Triangulasi
Pengadaan kerangka dasar horizontal di Indonesia dimulai di pulau jawa oleh belanda pada tahun 1862. Titik titik kerangka dasar horizontal buatan belanda ini dikenal sebagai titik triangulasi. Hingga tahun 1936, pengadaan titik triangulasi oleh belanda ini mencakup pulau jawa dengan datum genuk, pantai Barat Sumatra dengan Datum padang, Sumatar Selatan dengan Datum Gunung Dempo, Pantai Timur Sumatra dengan Datum Serati, Kepualuan Sunda Kecil dengan Datum Gunung Limpuh, Sulawesi dengan Datum Moncong Lowe, Kepulauan Riau dan Lingga dengan Datum Gunung Limpuh dan Kalimantan Tenggara dengan datum Gunung Segara.
Jaringan Kerangka Geodesi Nasional (JKGN)
• Dimulai oleh Bakosurtanal tahun 1974
• Penetapan Datum Padang sebagai Datum Indonesia 1974 atau sering disebut DI’74
• Jaring Kontrol Geodesi (horizontal) Nasional yang mencakup seluruh wilayah Indonesia, berkesinambungan secara geometris, satu datum homogin dalam ketelitian.
• Pengadaan JKG(H)N ini mengunakan teknologi Global Positioning System (GPS), dan datum yang digunakan mengacu pada sistem ellipsoid refrensi WGS 84
• Ketelitian relative jarak basis antar titik titik JKG(H)N Orde 0 (nol) mencapai fraksi 1×10-7 hingga 1×10-8 ppm, dengan simpangan baku dalam fraksi sentimeter, JKG(H)N Orde 0 meliputi 60 titik/station.
• Jejaring JKG(H)N Orde 0 diperapat dengan cara serupa dan disebut JKG(H)N Orde 1 yang ditempatkan di setiap kabupaten dan mudah pencapaianya. Ketelitian relative jarak basis antar titik titik JKG(H)N Orde 1 mencapai fraksi 2×10-6 hingga 1×10-7 ppm, dengan simpangan baku < 10 cm.
JKGN Orde 2 dan Orde 3 (BPN)
• Badan Pertanahan Nasional (BPN) mulai tahun 1996 menetapkan DGN-95 sebagai datum rujukan pengukuran dan pemetaan di lingkungan BPN dengan perwujudanya berupa pengadaan Jaring Kontrol Geodesi Nasional Orde 2, Orde 3, dan Orde 4.
• Kerapatan titik titik JKGN Orde 2 kurang lebih bekisar antara 2 sampai dengan 10 km, dan 1 sampai 2 km untuk Orde 3, kedua kelas JKGN BPN ini diukur dengan mengunakan teknik GPS, diikatkan dan diperiksa hasil ukuranya ke ke titik titik JKGN Bakosurtanal Orde 0 dan 1. Posisi horizontal (X,Y) JKGN BPN dalam bidang datar dinyatakan dalam sistem proyeksi peta TM-3, yaitu sistem proyeksi tranverse mercator dengan lembar zone 3ยบ. Khusus untuk JKGN BPN Orde 4 dengan kerapatan hingga mencapai 150 m, pengukuranya dilakukan menggunakan cara polygon yang terikat dan terperiksa pada JKGN BPN Orde 3 serta hitungan perataannya.
Methode Fotogrametri
Fotogrametri
Metode Remote Sensing
Untuk Aplikasi Utilliti
Hasil Mapping dengan Citra Satelit
Contoh Citra
Mosaicing
Menggabungkan data citra dari beberapa kelompok dan melakukan tonal balancing (penyeimbang warna dan tampilan)
Proses Rektifikasi
Melakukan pengikatan posisi citra dengan koordinat acuan
Sebelum
Sesudah
Konversi Data
Kualitas Data Spatial Peta untuk Poligon
• Tidak boleh overlap satu layer untuk tipe polygon
• Tidak boleh mempunyai gap antar polygon berimpit
• Tidak boleh ada polygon yang bertumpuk
• Untuk polygon yang berada class harus tercover
• Harus mengcover dengan feature lain yang berbeda tipe.
Kualitas Data Spatial Peta untuk Line
• Tidak boleh overlap satu layer untuk tipe line
• Tidak boleh membentuk intersect dari feature class yang sama
• Tidak boleh ada dangles
• Tidak boleh ada psudonode
• Tidak boleh mempunyai intersect dan ruang untuk bertemu titik
• Tidak boleh overlap antar dua line, misalnya jalan dengan rel kereta
• Feature Line Class satu harus berimpit feature line class yang lain
Kualitas Data Spatial Peta untuk Point
• Titik harus masuk dalam satu boundery dari polygon
• Titik harus masuk dalam polygon
• Titik harus ada dalam endpoint
• Point harus ada dalam feature line class lain
dikutip dari : http://zulabrar.wordpress.com
Penerapan Teknologi Inderaja Di Bidang Pemetaan
- Hasil inderaja dapat digunakan untuk memetakan daerah yang sangat luas dengan cepat, pemetaan manual biasanya hanya digunakan untuk memetakan daerah yang sangat sempit.
- Berbiaya lebih murah.
- Dapat memetakan bermacam-macam peta tematik sekaligus
- Proses pembuatan lebih cepat
Tahapan dalam pemetaan menggunakan hasil inderaja ini dengan membuat pola dengan menggunakan data inderaja yang di awali dengan penggabungan foto udara dalam bentuk mozaik guna membatasi wilayah yang akan dipetakan.
Dari foto udara wilayah Jakarta misalnya di interpretasi pada tempat-tempat yang :
- Memiliki ketinggian lebih rendah/sama dari permukaan air laut.
- Berbentuk cekungan/basin.
- Terletak di bantaran/pinggiran sungai.
- Permukiman padat
- Tidak memiliki lahan terbuka.
- Tidak memiliki daerah resapan air